Beberapa Pendekatan Deskripsi
Beberapa Pendekatan Deskripsi . Ada beberapa pendekatan yang biasa digunakan dalam karangan jenis deskripsi, yakni pendekatan ekspositoris, impresionistik, dan pendekatan menurut sikap pengarang. Pendekatan-pendekatan itu digunakan untuk membantu memperjelas daya bayang dalam jenis karangan deskripsi. Seperti diketahui, jenis karangan tertentu digunakan pada jenis karangan lain sebagai alat bantu dari jenis karangan yang mendominasi karangan. Kalau dikaji, sebuah karangan mempunyai unsur-unsur jenis karangan lain. Untuk menentukan jenis karangannya, kita harus meninjau unsur jenis karangan yang paling dominan. Jika unsur deskripsi yang paling banyak, berarti karangan tersebut berjenis deskripsi.
Pendekatan Ekspositoris.
Pendekatan ekspositoris dalam deskripsi maksudnya karangan deskripsi menggunakan unsur karangan eksposisi. Maksudnya, untuk membantu memperjelas apa yang dideskripsikan, dilakukan dengan cara mengurai, mengupas, dan menerangkan apa yang dideskripsikan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memberitahukan, mengurai, mengupas, dan menerangkan suatu obyek (Jauhari Heri, 2013 : 47).
Pendekatan Impresionistik
Impresionistik berasal dari bahasa Inggris impression yang artinya kesan. Dalam karangan jenis deskripsi yang menggunakan pendekatan impresionistik, pengarang menentukan kesan apa yang akan ditonjolkan pada sebuah obyek. Kalau obyeknya sebuah keluarga, apakah akan menonjolkan kesan positifnya atau negatifnya. Kalau kesan positifnya yang ditonjolkan, apakah itu keramahannya, kerukunannya, keharmonisannya, kebersihannya, atau kerapian rumahnya.
Sebaiknya, kalau kesan negatifnya yang ditonjolkan, apakah yang akan ditonjolkan itu kekacauan dalam rumah tangga, kecerewetan seorang ibu, kebisingan tangisan anak kecil, pertengkaran antara anggota keluarga, tempatnya yang berantakan, kotor dan seterusnya. Kesan-kesan itu harus diurutkan secara kronologis, mana yang pantas pertama dipaparkan, mana yang kedua, ketiga dan seterusnya. Kalau obyeknya manusia, kita akan menonjolkan keadaan fisiknya atau perilakunya; atau apa yang paling mengesankan dari orang itu. Dengan demikian, akan semakin kuat daya bayang pembaca terhadap obyek yang disajikan dalam bacaannya (Jauhari Heri, 2013 : 47-48).
Pendekatan Berdasarkan Sikap Pembaca
Sikap dalam penciptaan sering dibicarakan. Dalam puisi, misalnya, ada sikap pengarang terhadap pokok permasalahan atau obyek yang disebut rasa; dan ada sikap penulis terhadap pembacanya yang disebut nada. Sikap-sikap itu adalah marah, benci, sinis, sayang, atau acuh. Tetapi yang dimaksud sikap penulis dalam karangan jenis deskripsi adalah keinginan penulis terhadap pembacanya. Misalnya penulis ingin si pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan atau merasakan persoalan yang sedang terjadi sebagai masalah yang gawat.
Pengarang harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai menulis. Semua detail dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin dihasilkan. Perincian yang tidak ada kaitannya dan menimbulkan keraguan kepada pembaca harus disingkirkan. Penulis dapat memilih misalnya salah satu sikap, seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau sikap yang ironis (Keraf dalam Suparno dkk. 2007 : 4.13).
Artikel ini lanjutan dari Karangan Deskripsi.
Sumber Pustaka : Jauhari, Heri.(2013). Terampil Mengarang. Bandung : Nuansa Cendekia (hal. 47-48).
0 komentar:
Posting Komentar