Peran Pemuda Muslim di Zaman Modern
Peran Pemuda Muslim di Zaman Modern . Apabila berbicara tentang pemuda, yang terbayang adalah kekuatan, semangat yang tinggi dan harapan yang begitu besar. Secara fitrah, masa muda adalah masa yang paling optimal untuk berfikir dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok lainnya. Semangat mereka bagaikan bom waktu yang siap meledak pada saat yang telah ditentukan, sehingga tidak heran pemuda adalah harapan masa depan, semua bergantung di pundak mereka, ibarat kapal merekalah yang memegang kemudi, mereka yang menentukan hendak kemana kapal akan berlabuh.
Pemuda adalah agent of change (agen perubahan) dalam semua lini kehidupan, karena mereka adalah penggerak kemajuan dan peradaban. Perubahan dunia berada di tangan mereka, mereka selalu berada di garis depan menuju kemajuan dan mengekspresikan kepentingan banyak orang. Banyak perubahan yang terjadi berkat cengkraman kuat tangan-tangan para pemuda. Negara-negara yang berkembang adalah negara yang bisa memaksimalkan pemudanya dengan baik, belajar dari sejarah perkembangan Islam bahwa spirit ketauhidan muncul dari dalam jiwa jiwa pemuda yang memiliki niat yang bersih, tulus untuk menegakkan kalimat tauhid, sebut saja Zaid bin Tsabit, Arqom bin Abi Arqom, dan Bilal bin Rabah, mereka adalah pemuda-pemuda tangguh yang siap mengorbankan apa saja demi agama meski nyawa taruhannya, begitulah mahasiswa didikan Rasulullah saw meski mereka tidak memiliki Universitas yang mewah.
Saat ini ada sebuah pertanyaan yang selalu menunggu untuk dicari jawabannya adalah dimanakah para pemuda muslim itu sekarang? Dimanakah mereka bersembunyi? Apakah mereka bersembunyi seperti yang dilakukan Ashabul Kahfi? Mereka tidak lagi seperti pelangi yang selalu memberikan warna warni yang indah dalam kehidupan, mereka kini hilang ditelan zaman. Budaya hidup western sepertinya lebih mendominasi dan mudah diterima, sementara budaya timur dan berbau agama dianggap kuno. Gaya hidup, pakaian, bahasa, jauh dari norma, seolah semua keinginan mereka harus dilampiaskan dengan tawuran, hidup hedonis, foya-foya dan sedikit tidak beradab. Hidup bagaimanakah sebenarnya yang mereka cari?
Saat ini ada sebuah pertanyaan yang selalu menunggu untuk dicari jawabannya adalah dimanakah para pemuda muslim itu sekarang? Dimanakah mereka bersembunyi? Apakah mereka bersembunyi seperti yang dilakukan Ashabul Kahfi? Mereka tidak lagi seperti pelangi yang selalu memberikan warna warni yang indah dalam kehidupan, mereka kini hilang ditelan zaman. Budaya hidup western sepertinya lebih mendominasi dan mudah diterima, sementara budaya timur dan berbau agama dianggap kuno. Gaya hidup, pakaian, bahasa, jauh dari norma, seolah semua keinginan mereka harus dilampiaskan dengan tawuran, hidup hedonis, foya-foya dan sedikit tidak beradab. Hidup bagaimanakah sebenarnya yang mereka cari?
Islam begitu mengambil perhatian yang besar terhadap pemuda, Rasulullah saw bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: �Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah."
Islam tidak membiarkan pemuda lepas kendali tanpa arahan, meskipun memang harus diakui bahwa hidup di zaman modern dan serba canggih ini tidaklah mudah, banyak sekali godaan bagi pemuda untuk memperturutkan hawa nafsunya, dengan segala fasilitas yang mudah dan instant membuat para pemuda islam terlena, tidak menyadari bahwa musuh-musuh Islam sedang mengintai mereka, melihat kelengahan mereka dan suatu saat bisa menerkam dan memenjarakan mereka dalam api penyesalan seumur hidupnya. Pemuda adalah asset paling berharga bagi setiap Negara terutama agama, mereka harus bisa memilih dan menentukan nasib mereka, karena jika pemuda itu baik, maka akan baiklah Negara dan agama.
Islam tidak membiarkan pemuda lepas kendali tanpa arahan, meskipun memang harus diakui bahwa hidup di zaman modern dan serba canggih ini tidaklah mudah, banyak sekali godaan bagi pemuda untuk memperturutkan hawa nafsunya, dengan segala fasilitas yang mudah dan instant membuat para pemuda islam terlena, tidak menyadari bahwa musuh-musuh Islam sedang mengintai mereka, melihat kelengahan mereka dan suatu saat bisa menerkam dan memenjarakan mereka dalam api penyesalan seumur hidupnya. Pemuda adalah asset paling berharga bagi setiap Negara terutama agama, mereka harus bisa memilih dan menentukan nasib mereka, karena jika pemuda itu baik, maka akan baiklah Negara dan agama.
Islam selalu membimbing para pemudanya untuk kreatif, aktif dan optimis, sebuah pepatah islam mengatakan: "Bukanlah pemuda jika ia mengatakan inilah ayahku�akan tetapi pemuda adalah yang mengatakan inilah aku inilah diriku."
Kemandirian yang selalu diharapkan dari seorang pemuda, tidak hanya pandai menggunakan fasilitas yang sudah tersedia, namun seharusnya pandai menciptakan peluang dan kesempatan menjadi sebongkah berlian. Pada dasarnya kita merindukan pemuda yang penuh dedikasi untuk orang tuanya, agama, bangsa yang semakin terpuruk ini, bukan pemuda tawuran yang hanya menguras fikiran dan tenaga yang berujung pada hancurnya sebuah Negara.
Pemuda Islam harus memiliki karisma dan pesona di mata dunia, dan mereka harus:
1. Tidak boleh membuang waktu hanya untuk hal yang sia-sia
Waktu luang bisa membinasakan pikiran, akal dan potensi fisik manusia, karena manusia dituntut untuk beraktifitas dan berbuat. Rasulullah saw bersabda: "Ada dua nikmat yang manusia sering melalaikannya yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang."
2. Memilih teman yang baik
Kita tidak akan bisa menjauhi lingkungan karena sebagian besar kehidupan dihabiskan bersama lingkungan, dan lingkungan juga yang mempengaruhi pola fikir, tindakan dan tingkah laku kita, akan tetapi Allah swt memberikan kita akal untuk berfikir mana yang terbaik buat hidup kita, maka sebijaksana mungkin dalam memilih teman. Rasulullah saw bersabda: "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan peniup al-kiir (tempat menempa besi), penjual minyak wangi akan menebarkan aroma yang wangi meskipun engkau hanya terkena imbasnya, dan sebaliknya peniup al-kiir (tempat menempa besi) bisa jadi (apinya) akan membakar pakaianmu atau setidaknya kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya."
3. Memilih sumber bacaan yang baik dan bermanfaat
Bacalah al-Qur�an sebagai penyembuh dan penentram jiwa, mengkonsumsi buku buku yang baik akan menambah khazanah keilmuan para pemuda islam, sehingga membuka wawasan untuk meluaskan ekspansi kekuasaan dalam urusan dunia maupun akhirat. Pemuda islam tidak boleh kalah dengan informasi terkini tentang ilmu pengetahuan, karena Islam tidak pernah membatasi ilmu itu didapat dari mana dan siapa saja, asal tujuannya untuk kemaslahatan ummat, sebagaimana ulama-ulama intelektual Islam mengembangkan ilmu mereka dengan membaca dan membaca, sehingga lahirlah kreativitas mandiri yang salih yang bermanfaat sampai ke akhir zaman.
Akhirnya sebagai harapan kepada pemuda Islam bahwa mereka bukanlah individu yang cepat menyerah dan pasrah dengan keadaan, akan tetapi mereka adalah pemuda yang teguh pendirian, memiliki agenda penuh dengan kemajuan yang tak terbatas dengan kreasi-kreasi unik untuk memajukan agama, bangsa dan tanah air. Karena kita tidak ingin menyesal nanti di hari tua dan di akhirat ketika Allah bertanya sebagaimana Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan bergeser kaki seorang hamba dari sisi Allah pada hari kiamat nanti sehingga dimintai pertanggungjawabannya tentang lima perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana dia mengamalkan ilmunya. "Wallahu a�lam bishshawab.
Dari catatan : Facebook Al-kahfi Mansaken
Sumber Gambar 1 : id.wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar