Ada Kaitan Kesehatan antara Pasangan Anda
Ada Kaitan Kesehatan antara Pasangan - Ini dia kaitan pasangan dengan kesehatan, kenapa bisa dikatan berkaitan? mari kita bahas pada postingan kami kali ini tentang Ada Kaitan Kesehatan antara Pasangan Kaitan sebuah hubungan pencintraan tidak hanya membikin sesorang senang dan berbunga-bunga, ternyata bisa mempengaruhi kesehatan seseorang. banyak faktor yang mungkin bisa mempengaruhi kesehatan bisa dimulai dari membuat gemuk hingga gangguan tidur anda.
Ada istilah bahwa orang yang bertambah gemuk dalam satu hubungan yang berarti dia bahagia, tapi tidak benar istilah itu. tidak hanya itu, suatu hubungan yang mana hubungan tersbut dengan pasangan anda bisa mempengaruhi kesehatan yang lain, nah bagaimana mekanisme jika anda ingin mengetahuinya berikut Kesehata Adalah Segalanya merangkum pengaruh hubungan terhadap kesehatan.
Ada Kaitan Kesehatan antara Pasangan
Didalam penelitian , bahwa pernikahan yang saling mendukung telah menunjukan dapat menigkatkan jumlah kelangsungan hidup orang yang mengidap keanker sebanyak 58% setalah 10 tahun didiagnosa , termasuk kanker prostat, paru-paru, dan kanker usus. sebaliknya seseorang yang berpisah dengan pasangannya tidak bisa bertahan dengan 37% yang bisa betahan.
Ini Dia Kaitan Pasangan dengan Kesehatan
1. Berat Bertambah
Secara umum orang percaya bahwa orang yang gemuk setelah menikah ataupun menjalin hubungan, itu dikarenakan seseorang itu merasa bahagia. Padahal sebenarnya tidak lho.
"Pasangan yang sehat dapat saling memotivasi satu sama lain untuk tetap sehat. Mereka akan pergi ke gym bersama-sama, menetapkan tujuan, dan merasa bertanggung jawab satu sama lainnya," kata Troiani.
Menurutnya, ketidakpuasan pada satu hubungan bisa mengarahkan pada pasif-agresif perilaku makan dan masalah tidur. "Jika satu pasangan beratnya bertambah, itu bisa menjadi tanda adanya konflik," tuturnya.
2. Tingkat Stres
Pada satu penelitian yang dipublikasikan di tahun 2009 pada The Journal of sexual Medicine, menemukan bahwa seseorang yang lebih sering melakukan hubungan seks akan lebih sehat secara mental dan lebih mungkin melaporkan kepuasan dengan hubungann dan hidupnya secara keseluruhan.
3. Hormon 'Merasa' Baik
Seks bukanlah satu-satunya tipe kontak fisik yang bisa menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan. Pada tahun 2004 penelitian yang dilakukan pada 38 pasangan, di University of North Carolina menemukan bahwa pria dan wanita memiliki tingkat oksitosin, setelah berpelukan. Wanita juga memiliki tekanan darah rendah setelah berpelukan, dan tingkat stres hormon kortisol menurun.
4. Masalah Tidur
Tidur di sebelah orang yang Anda sayangi dan percayai bisa membantu Anda menjadi tenang. Namun hal ini bisa jadi pengecualian jika teman tidur Anda mengorok. Selain itu, orang juga akan lebih mungkin mengalami kelelahan seharian dan gelisah saat tidur, jika pasangannya insomnia.
Hubungan juga bisa menggangu tidur secara tidak langsung jika ada ketidakamanan dalam hubungan atau ada konflik.
5. Kecemasan
Kesulitan dalam satu hubungan bisa membuat seseorang merasakan kecemasan. Beberapa penelitian telah menemukan kaitan antara masalah hubungan dan peningkatan risiko diagnosis seperti gangguan kecemasan umum dan kecemasan sosial.
6. Depresi
Depresi dan kecemasan sering kali datang bersamaan, jadi masuk akal jika sebuah hubungan bisa membuat depresi cara sama yang kompleks. Pada lain sisi, beberapa penelitian telah menemukan bahwa hubungan jangka panjang bisa menghilangkan gejala ini dengan orang yang memiliki sejarah depresi.
7. Tekanan Darah
Seseorang yang diet, kebiasaan olahraga, dan tingkat stres bisa mempengaruhi tekanan darah. Jadi tidak mengejutkan jika status hubungan Anda bisa mempengaruhinya.
Penelitian yang dilakukan para peneliti di Bringham Young University menemukan bahwa orang yang bahagia dalam pernikahannya cenderung mengidap tekanan darah rendah dibanding dengan yang tidak.
8. Bertahan Melawan Kanker
Tidak hanya menyebabkan beberapa penyakit, atau membuat bahagia. Jika ada salah satu pasangan yang mengidap kanker, dan yang lainnya selalu ada dan mendukung. Orang tersebut akan cenderung dapat lebih bertahan dibanding yang lainnya.
Secara umum orang percaya bahwa orang yang gemuk setelah menikah ataupun menjalin hubungan, itu dikarenakan seseorang itu merasa bahagia. Padahal sebenarnya tidak lho.
"Pasangan yang sehat dapat saling memotivasi satu sama lain untuk tetap sehat. Mereka akan pergi ke gym bersama-sama, menetapkan tujuan, dan merasa bertanggung jawab satu sama lainnya," kata Troiani.
Menurutnya, ketidakpuasan pada satu hubungan bisa mengarahkan pada pasif-agresif perilaku makan dan masalah tidur. "Jika satu pasangan beratnya bertambah, itu bisa menjadi tanda adanya konflik," tuturnya.
2. Tingkat Stres
Pada satu penelitian yang dipublikasikan di tahun 2009 pada The Journal of sexual Medicine, menemukan bahwa seseorang yang lebih sering melakukan hubungan seks akan lebih sehat secara mental dan lebih mungkin melaporkan kepuasan dengan hubungann dan hidupnya secara keseluruhan.
3. Hormon 'Merasa' Baik
Seks bukanlah satu-satunya tipe kontak fisik yang bisa menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan. Pada tahun 2004 penelitian yang dilakukan pada 38 pasangan, di University of North Carolina menemukan bahwa pria dan wanita memiliki tingkat oksitosin, setelah berpelukan. Wanita juga memiliki tekanan darah rendah setelah berpelukan, dan tingkat stres hormon kortisol menurun.
4. Masalah Tidur
Tidur di sebelah orang yang Anda sayangi dan percayai bisa membantu Anda menjadi tenang. Namun hal ini bisa jadi pengecualian jika teman tidur Anda mengorok. Selain itu, orang juga akan lebih mungkin mengalami kelelahan seharian dan gelisah saat tidur, jika pasangannya insomnia.
Hubungan juga bisa menggangu tidur secara tidak langsung jika ada ketidakamanan dalam hubungan atau ada konflik.
5. Kecemasan
Kesulitan dalam satu hubungan bisa membuat seseorang merasakan kecemasan. Beberapa penelitian telah menemukan kaitan antara masalah hubungan dan peningkatan risiko diagnosis seperti gangguan kecemasan umum dan kecemasan sosial.
6. Depresi
Depresi dan kecemasan sering kali datang bersamaan, jadi masuk akal jika sebuah hubungan bisa membuat depresi cara sama yang kompleks. Pada lain sisi, beberapa penelitian telah menemukan bahwa hubungan jangka panjang bisa menghilangkan gejala ini dengan orang yang memiliki sejarah depresi.
7. Tekanan Darah
Seseorang yang diet, kebiasaan olahraga, dan tingkat stres bisa mempengaruhi tekanan darah. Jadi tidak mengejutkan jika status hubungan Anda bisa mempengaruhinya.
Penelitian yang dilakukan para peneliti di Bringham Young University menemukan bahwa orang yang bahagia dalam pernikahannya cenderung mengidap tekanan darah rendah dibanding dengan yang tidak.
8. Bertahan Melawan Kanker
Tidak hanya menyebabkan beberapa penyakit, atau membuat bahagia. Jika ada salah satu pasangan yang mengidap kanker, dan yang lainnya selalu ada dan mendukung. Orang tersebut akan cenderung dapat lebih bertahan dibanding yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar